Search This Google

Hati-hati, barang bermerek ini paling banyak dipalsukan


Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) melaporkan industri barang palsu dunia saat ini telah mencapai nilai USD 461 miliar atau setara Rp 6.000 triliun . Angka ini meningkat menjadi 2,5 persen dari total perdagangan dunia pada 2013 dari posisi 1,9 persen di 2008.

"Angka ini setara dengan perekonomian Austria," tulis laporan tersebut dilansir dari CNN Money, Selasa (19/4).

Barang-barang yang sering dipalsukan tercatat antara lain jam tangan merek Rolex, peralatan olahraga Nike, kacamata Rayban, dan produk fesyen Louis Vuitton.

Produk alas kaki menempati peringkat teratas sebagai barang yang paling banyak dipalsukan. Diikuti peringkat di bawahnya yakni pakaian, barang-barang kulit, dan perangkat elektronik.

OECD menyatakan China sebagai negara pembuat barang palsu terbanyak. Di mana 5 persen dari total impor Eropa merupakan produk palsu China.

"Anda mungkin tidak tahu bahayanya saat membeli barang palsu, namun, kenyataannya tindakan ini menghancurkan proses inovasi dan pertumbuhan ekonomi," jelasnya.

Lebih jauh, pembelian barang palsu seperti produk kesehatan dan mainan anak juga membahayakan kesehatan dan keamanan manusia.

Bagaimana di Indonesia?

Dari catatan Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP), pada akhir 2014 nilai kerugian akibat barang palsu mencapai Rp 65,1 triliun. Angka ini naik tajam sekitar 50 persen dibanding 2010, di mana kerugian Indonesia akibat barang palsu hanya Rp 43,2 triliun.

Dari survei MIAP, tujuh jenis barang palsu yang paling banyak beredar adalah tinta printer, pakaian, produk dari kulit, peranti lunak, kosmetik, makanan dan minuman, serta produk farmasi.

Bahkan Menteri Perdagangan saat itu, Rachmat Gobel, mengakui saat ini banyak barang palsu kualitas rendah atau biasa disebut KW beredar di pasaran. Setidaknya, 40 persen produk yang ada di pasar Indonesia diisi oleh produk KW.

"40 persen produk di Indonesia itu KW," ujar Rachmat di Kementerian Perdagangan, Jakarta.

Mencari akar masalah keberadaan barang palsu di Indonesia seperti tebak tebakan ayam dan telur. Banyaknya konsumen di Indonesia menjadi penyebab maraknya barang palsu. Kemudian, harga barang KW yang jauh lebih murah sangat menarik perhatian konsumen.

Contact Form

Name

Email *

Message *